Rupiah Terkerek Imbas Naiknya Cadangan Devisa Indonesia per November 2025

8 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berbalik menguat pada perdagangan Jumat (5/12/2025). Penguatan Mata Uang Garuda terjadi imbas peningkatan cadangan devisa Indonesia per November 2025.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 5,5 poin atau 0,03 persen menuju level Rp 16.647,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (5/12/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di posisi Rp 16.653 per dolar AS.

“(Sentimen internal) Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2025 sebesar 150,1 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2025 sebesar 149,9 miliar dolar AS. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah,” kata Pengamat Mata Uang dan Komoditas Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025).

Kenaikan cadangan devisa juga terjadi di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Posisi cadangan devisa pada akhir November 2025 setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Ke depan, BI meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat didukung oleh prospek ekspor yang tetap terjaga serta arus masuk penanaman modal asing yang diprakirakan terus berlanjut sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.

Selain itu, BI terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sentimen Eksternal

Sementara itu, dari luar negeri, Ibrahim berpendapat ada beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah hari ini, mulai dari dinamika ekspektasi kebijakan suku bunga The Federal Reserve, data ekonomi AS, hingga tensi geopolitik.

“Dukungan yang lebih luas juga datang dari ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan minggu depan, dengan harga berjangka menunjukkan kemungkinan kuat penurunan sebesar 25 basis poin. Investor telah beralih ke pandangan bahwa The Fed mungkin akan mulai melonggarkan kebijakan seiring melemahnya momentum ekonomi,” ujarnya.

Ibrahim mengatakan data pasar tenaga kerja AS memperkuat sentimen tersebut. Klaim pengangguran mingguan turun tajam menjadi 191.000, level terendah sejak September 2022, meskipun para ekonom mencatat volatilitas terkait liburan dapat memengaruhi angka tersebut. Pada saat yang sama, laporan penggajian swasta awal pekan ini menunjukkan perusahaan-perusahaan AS memangkas 32.000 pekerjaan pada November, menandakan melemahnya kondisi perekrutan.

“Fokus pasar hari ini Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan September, yang akan dirilis malam nanti pukul 22.00 WIB. Para pedagang akan memantau dengan saksama data inflasi PCE AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang prospek kebijakan Federal Reserve (Fed) menjelang pertemuannya minggu depan,” terangnya.

Sentimen lainnya adalah mengenai tensi geopolitik di berbagai negara. Ibrahim menuturkan perundingan AS-Rusia yang diadakan awal pekan ini gagal menghasilkan terobosan langsung menuju gencatan senjata Ukraina. Kurangnya kemajuan meredam harapan bahwa sanksi energi terhadap minyak mentah Rusia dapat segera dilonggarkan, sehingga menjaga premi risiko di pasar. Para analis mengatakan gangguan pasokan dapat berlanjut, terutama setelah serangan Ukraina baru-baru ini terhadap infrastruktur energi Rusia.

“Pasar juga terus bersiap menghadapi potensi serangan militer AS ke Venezuela setelah Presiden Donald Trump mengatakan akhir pekan lalu bahwa AS akan segera mengambil tindakan untuk menghentikan pengedar narkoba Venezuela di darat,” lanjutnya.

Berdasarkan berbagai sentimen yang ada, baik sentimen internal maupun eksternal, Ibrahim memprediksi rupiah kembali berbalik melemah pada perdagangan selanjutnya, Senin (8/12/2025).

“(Diprediksi) untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.640—Rp 16.680 per dolar AS,” tutupnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |