Resensi Buku Mereka yang Pertama Karya Reza Rahadian: Cara Mewujudkan Aku Menjadi Kami

12 hours ago 5

CANTIKA.COM, Jakarta"Melangkah tidak selalu pasti. Dalam ketidakpastianlah risiko diambil. Sebab, apa yang paling pasti di dunia ini, selain keberanian mengambil langkah?" Reza Rahadian 

"Reza lagi Reza lagi!"  Terdengar familiar bukan saat ada film Indonesia dirilis dengan menggandeng Reza sebagai tokoh utama. 

Belakangan ini layanan streaming video over-the-top Netflix Indonesia menjadikan keluhan atau lebih tepatnya keprihatinan penonton karena dianggap tidak banyak aktor yang bisa head to head dengan Reza. Ya, platform berlogo merah itu menjadikan kegelisahan penonton sebagai gimmick: "Tak Semua Film Harus Reza Lagi Reza Lagi."

Tapi memangnya iya, penonton bosan kalau pemainnya Reza lagi Reza lagi? Lantas bagaimana perjalanan Reza selama dua dekade membangun persona-nya dalam industri film di Indonesia sampai-sampai penonton gemas. Bahkan, sekali pun deretan film itu tidak ada Reza, tetap saja ia banyak dicari. 

Sedikit banyak jawabannya ada di debut buku Reza bertajuk Mereka Yang Pertama. Alih-alih menuliskan tentang diri sendiri atau meminta satu orang mengglorifikasi kiprahnya yang tak diragukan lagi dalam industri film Indonesia, ia justru memilih memberi ruang -seperti judul bukunya- pada mereka yang pertama kali mewarnai kariernya.

Mulai dari pengantar dari ibu ideologis-nya, the one and only Christine Hakim yang sangat memengaruhi lakon Reza. Sebutan itu agaknya tak berlebihan sebab saat Christine melihat Reza , ia seperti bercermin pada dirinya. Betapa menjadi aktor yang baik dan memahami keaktorannya adalah mengenali dirinya sendiri serta memiliki keimanan dan karakter yang kuat. 

Oleh sebab itu, walau sempat didera khawatir lantaran betapa beratnya tugas aktor, Christine merasa Reza perlu menyediakan waktu untuk refleksi dan sesekali jauh dari ingar-bingar popularitas yang selalu menyertai, semata agar  bisa melahirkan pemikiran yang segar dan inspiratif. 

Apresiasi selanjutnya pun diberikan pada Majalah Aneka Yess, media yang memunculkan bakat awalnya sejak ia berusia 16 tahun hingga mengenalkan ke dunia akting lewat sinetron dan serial sampai akhirnya semakin berkilau ke layar lebar berkat film berjudul Film Horor besutan Toto Hoedi dan drama dari adaptasi novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El Khalieq yang disutradarai Hanung Bramantyo. 

Sebuah peran antagonis yang membuat penonton meradang. Bukan hanya mengantar dia pada Piala Citra lewat aktor pendukung terbaik tetapi juga mengubah peta perjalanan kariernya. Namanya kian bersinar seiring dengan tawaran dalam film biopik seperti Habibie dan Oemar Said Tjokroaminoto.

Peluncuran buku Mereka yang Pertama karya Reza Rahadian di Bentara Budaya Jakarta, Senin, 28 April 2025,’/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Kini, tak terhitung jumlah film, serial, dan film televisi yang pernah ia bintangi dengan peran-peran ikonisnya sampai mewarnai festival film internasional. Bagaimana ia dengan totalitas selalu berupaya keluar dari karakternya, melebur dengan perannya. Hadir secara utuh. 

"As an actor you dont judge character. You live it, it is liberating." Begitu kata Reza menjawab pertanyaan Gita Wiryawan dalam siniarnya End Game.

Pernyataan yang kemudian diamini oleh Goenawan Mohamad sebagai catatan penutup buku setebal 178 halaman ini jika memang kualitas aktor tampak ketika ia "menghilang". Menurut GM, salah satu sumbangan seni peran dalam hidup adalah memperkenalkan mereka yang hidup dalam zona cacat dan cela, bukan zona yang diperkuat seorang pahlawan. 

Dan, Reza telah berhasil menjadi salah satunya, aktor yang memerankan sejumlah karakter protagonis menawan nan labil di 3 Hati Dua Dunia Satu Cinta hingga tokoh menyebalkan dalam genre komedi My Stupid Boss. Dalam buku ini, Reza pun  tak lupa menyematkan nama-nama para sineas karena telah memberinya hal-hal baru untuk pertama kali. Sebut saja Angga Dwimas Sasongko, Aditya Gumay, Happy Salma, Teddy Soeriaatmadja, Garin Nugroho, Laura Basuki, Joko Anwar dan sederet nama lain yang tak asing di dunia film Indonesia. 

Hingga di satu titik, sampailah fase Reza menemukan suatu momen tepat 20 tahun berkarya. Bukan waktu singkat untuk sampai pada panggung gegap-gempita yang membawa dia melahirkan buku ini. 

Setelah ini lalu mau apa? Reza pun melangkah dari sosok di depan layar menjadi man behind the scene. Ya, dia belajar menjadi sutradara lewat debutnya bertajuk Pangku. Sebuah film yang telah lama ingin diwujudkan dari "saya" menjadi "kami". Sebagai upaya menerjemahkan ajaran Aristoteles agar memiliki kebiasaan berjalan sambil belajar, mengaitkan pengalaman dengan pengajaran. 

Maka, jika setelah membaca buku yang menurut Reza ditulis karena terinspirasi dari sang bunda yang suka menulis jurnal, masih saja ada ungkapan Reza lagi Reza lagi, barangkali memang dunia sineas masih memiliki 'Pekerjaan Rumah'. Agar kelak para aktor memiliki kualitas cemerlang, keimanan, dan karakter kuat. 

Atau sebaliknya perlahan tapi pasti, regenerasi atas harapan itu pun mulai tumbuh. Sebab, seperti yang diyakini pria kelahiran 5 Maret 1987 ini tiada peran yang tunggal dalam sebuah karya film. Masing-masing memiliki peran yang saling mengisi, melengkapi, dan mewarnai. Menjadi aktor baginya adalah napas hidup yang membuat belajar tentang kehidupan. (EWP)

Title buku

Judul: Mereka Yang Pertama 
Penulis: Reza Rahadian
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama 2025 

Pilihan Editor: 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |