REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik di internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih bergulir. Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar berencana menggelar rapat pleno atau muktamar dalam waktu dekat.
Wakil Rais Syuriah PBNU KH Sarmidi Husna mengatakan, pihaknya belum menetapkan tanggal muktamar tersebut akan berlangsung.
"Mohon maaf, masih belum ditetapkan," ujar Kiai Sarmidi saat dihubungi Republika, Selasa (2/12/2024).
Menurut dia, pihak Rais Aam tidak hanya ingin segera menyelenggarakan muktamar, tetapi juga membentuk tim pencari fakta (TPF). Tujuannya melakukan investigasi secara utuh dan mendalam terhadap berbagai informasi yang berkembang mengenai PBNU dalam kepengurusan KH Yahya Cholil Staquf. Ia menambahkan, orang-orang yang akan masuk dalam TPF tersebut juga belum ditetapkan.
"Soal TPF, saya belum terima tusi-nya. Belum juga (belum ditetapkan juga)," ucap Kiai Sarmidi.
Sebelumnya, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menegaskan bahwa KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya tidak lagi menjabat sebagai ketua umum PBNU sejak 26 November 2025 pukul 00.45 WIB.
Dengan demikian, lanjut Kiai Miftachul, seluruh kewenangan ketua umum PBNU kini berada sepenuhnya di tangan dirinya selaku Rais Aam. Penegasan ini disampaikannya usai rangkaian silaturahim dan sosialisasi hasil keputusan rapat harian Syuriyah PBNU yang digelar pada 20 November 2025 lalu.
Kiai Miftach menyebutkan, keputusan pemberhentian Ketua Umum PBNU telah sesuai dengan fakta dan kondisi yang sebenarnya, tanpa motif atau latar belakang lain di luar apa yang tertulis pada Risalah Rapat Syuriyah.
"Bahwa untuk memastikan berjalannya roda organisasi secara normal, maka akan dilaksanakan Rapat Pleno atau Muktamar dalan waktu segera," ujar Kiai Miftach dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Sabtu (29/11/2025).
Sementara itu, Gus Yahya merotasi Syaifullah Yusuf dari jabatan sekretaris jenderal (sekjen) PBNU. Kini, sosok yang akrab disapa Gus Ipul itu ditempatkan sebagai ketua PBNU. Keputusan ini diambil dalam rapat tanfidziyah yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/11/2025).
Pemecatan yang dilakukan oleh Gus Yahya ini terjadi setelah pemakzulan dirinya oleh Syuriyah PBNU pekan lalu. Syuriah memakzulkan Gus Yahya dengan dalih yang bersangkutan melanggar prinsip NU dengan mengundang tokoh Zionis dan teledor mengelola keuangan PBNU. Gus Yahya menolak keputusan Syuriyah yang menimbulkan gonjang-ganjing di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
"Tugas-tugas dan pekerjaan-pekerjaan PBNU tidak pernah terhenti karena alasan apapun, termasuk realitas yang boleh dikatakan sebagai turbulensi hari-hari ini," ujarnya saat konferensi usai menggelar rapat Tanfidziyah.

47 minutes ago
1














































