Pola Makan Vegan Memiliki Efek Mengejutkan Pada Kesehatan Tulang

2 hours ago 5

yesdokyesdok

Sebuah studi terbaru dari Universitas Helsinki telah mengeksplorasi bagaimana pola makan vegan, vegetarian, dan omnivora memengaruhi kesehatan tulang pada anak-anak dan orang dewasa.

Studi yang disebut MIRA2 ini berfokus pada nutrisi penting bagi tulang, seperti kalsium, vitamin D, dan protein, serta bagaimana nutrisi ini memengaruhi metabolisme tulang.

Studi ini melibatkan anak-anak berusia antara dua dan tujuh tahun, serta pengasuh mereka, yang semuanya tinggal di Helsinki.

Beberapa anak mengikuti pola makan vegan, yang lain vegetarian, dan sisanya mengonsumsi makanan omnivora.

Sebagian besar vegan dalam studi ini mengikuti pedoman resmi untuk suplemen vitamin D dan kalsium serta mengonsumsi makanan yang diperkaya.

Hasilnya, mereka memiliki asupan kedua nutrisi yang cukup. Menariknya, anak-anak dengan pola makan vegan justru memiliki asupan vitamin D yang lebih tinggi karena mereka mengonsumsi lebih banyak suplemen dosis tinggi.

Tes darah menunjukkan bahwa kadar vitamin D memadai di semua kelompok pola makan. Namun, para peneliti menemukan beberapa perbedaan dalam metabolisme tulang.

Orang dewasa yang menjalani pola makan vegan atau vegetarian memiliki kadar penanda yang lebih tinggi yang menunjukkan pembentukan dan kerusakan tulang yang lebih cepat.

Pada anak-anak, pola makan nabati yang lebih banyak dikaitkan dengan kadar hormon paratiroid yang lebih tinggi, yang mungkin menandakan peningkatan kerusakan tulang.

Meskipun hasil ini mengisyaratkan kemungkinan masalah jangka panjang bagi kesehatan tulang, belum jelas apa artinya dalam kehidupan nyata.

Salah satu alasan perbedaan ini bisa jadi adalah penyerapan kalsium yang lebih rendah dari makanan nabati.

Menurut Suvi Itkonen, seorang dosen di Universitas Helsinki, minuman dan makanan nabati yang diperkaya sangat penting untuk mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D.

Finlandia unggul dalam hal ini, dengan banyaknya produk vegan yang diperkaya yang tersedia dan masyarakat umumnya mengikuti rekomendasi suplemen vitamin.

Studi ini juga menemukan bahwa vegan dan vegetarian mengonsumsi lebih sedikit protein dibandingkan dengan omnivora.

Meskipun jumlahnya masih dalam kisaran yang sehat, jenis proteinnya mungkin berpengaruh.

Protein nabati tidak memiliki susunan asam amino yang sama dengan protein hewani dan mungkin tidak diserap dengan baik.

Hal ini sebagian dapat menjelaskan perbedaan yang terlihat dalam metabolisme tulang.

Para peneliti berencana untuk mempelajari hal ini lebih lanjut dengan menganalisis asupan asam amino secara lebih rinci.

Karena studi ini dilakukan di Helsinki, tempat makanan vegan umum ditemukan di tempat penitipan anak dan toko, hasilnya mungkin tidak berlaku di tempat-tempat dengan pilihan vegan yang terbatas.

Para peneliti memperingatkan bahwa perencanaan pola makan vegan yang cermat sangat penting bagi anak-anak.

Pedoman diet nasional saat ini sebagian besar mendukung pola makan nabati, tetapi menghilangkan satu kelompok makanan berarti Anda harus mencari pengganti yang sehat.

Untuk melindungi kesehatan tulang, para ahli menyarankan untuk memilih minuman dan yoghurt nabati yang diperkaya kalsium dan vitamin D, dan memastikan anak-anak mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari sepanjang tahun.

Jika pola makan kurang mengandung makanan yang diperkaya, susu, atau ikan biasa, vitamin D tambahan sangat penting selama bulan-bulan yang lebih gelap. Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang menjalani pola makan vegan.

Temuan tambahan dari studi MIRA2, seperti efek pada kolesterol, metabolisme, dan nutrisi lainnya, akan dibagikan dalam laporan mendatang.

Studi ini dipublikasikan di European Journal of Nutrition.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |