Pemkot Banjarmasin Matangkan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi 2025

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mematangkan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi tahun 2025. Bencana yang dimaksud seperti banjir dan tanah longsor. 

Wakil Wali Kota Banjarmasin Ananda mengatakan bencana hidrometeorologi penting jadi perhatian saat ini sebagai tindak lanjut dari rilis resmi BMKG terkait prakiraan musim hujan 2025/2026. "Karenanya, kita gelar rapat koordinasi apel siaga bencana hidrometeorologi tahun 2025 dengan seluruh instansi terkait," ujarnya di Banjarmasin, Selasa (2/12/2025).

Menurut dia, pentingnya kesiapsiagaan seluruh pihak mengingat Banjarmasin merupakan wilayah rawan bencana, seperti banjir, cuaca ekstrem, angin puting beliung hingga gelombang pasang. Dia menyatakan sinergi lintas sektor menjadi kunci utama keberhasilan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

"Karenanya, kegiatan bersama hari ini sangat penting untuk memastikan seluruh unsur sudah siap menghadapi musim hujan. Koordinasi dan respons cepat harus terus diperkuat agar dampak bencana bisa kita minimalkan," ujar Ananda.

Melalui rakor ini, diharapkan seluruh instansi terkait semakin solid dalam menyusun langkah strategis, meningkatkan kewaspadaan, serta memperkuat kesiapan personel dan peralatan guna menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Kota Banjarmasin. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin Husni Thamrin menjelaskan kegiatan kesiapsiagaan ini merupakan rutinitas tahunan yang selalu dilakukan menjelang musim hujan, seiring dengan peringatan dan prakiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG.

“Ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun, khususnya menjelang akhir tahun hingga awal tahun berikutnya. Pada periode November hingga Desember 2025, intensitas hujan biasanya meningkat dan hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.

Dia menambahkan selain peningkatan curah hujan, pada periode ini juga terjadi puncak pasang air laut dengan ketinggian bisa mencapai sekitar tiga meter di atas permukaan laut.

“Artinya, ada dua sumber potensi yang terjadi bersamaan, yaitu hujan dengan intensitas tinggi dan air pasang yang tinggi," katanya.

Menurut Thamrin, kondisi tersebut perlu diwaspadai agar tidak terulang kejadian banjir besar seperti pada 14 Januari 2021 di kota ini. "Saat itu terdapat tiga sumber yang bertemu, yakni hujan deras, pasang air laut dan kiriman air dari daerah hulu. Banjarmasin berada di wilayah hilir, sementara hulunya berada di daerah sekitar, khususnya DAS Martapura,” katanya.

Dia berharap tahun ini dua sumber potensi tersebut tidak terjadi secara serempak dan ekstrem seperti pada 2021. “Saat itu hujan turun terus-menerus selama dua hari dua malam tanpa jeda. Saat ini hujan memang terjadi, namun biasanya sebentar, lalu reda. Mudah-mudahan tidak berlangsung terus-menerus," kata dia.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |