Strategi pemisahan aset fiber Telkom dinilai dapat meningkatkan kinerja Telkom.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk untuk memisahkan aset infrastruktur fiber wholesale ke anak usaha Telkom Infrastruktur Fiber (TIF) dinilai menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat kinerja perusahaan. Spin-off tersebut dipandang selaras dengan tren industri telekomunikasi global yang makin memisahkan fungsi infrastruktur dan layanan ritel guna mengoptimalkan pemanfaatan aset.
Menurut Anggota Komisi VI DPR Achmad, penataan ulang bisnis melalui streamlining memberi ruang bagi Telkom untuk memfokuskan pengelolaan masing-masing unit usaha.
"Kami melihat upaya streamlining ini sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang Telkom untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memastikan setiap unit bisnis memiliki fokus yang tajam,” ujar Achmad dalam keterangan yang dikutip pada Sabtu (7/12/2025).
Achmad mengatakan, pemisahan aset fiber wholesale ke TIF bukan sekadar restrukturisasi administratif, tetapi langkah progresif untuk memperkuat struktur bisnis TelkomGroup. Ia menilai pengelolaan jaringan yang lebih terarah dan akses infrastruktur yang lebih terbuka dapat mempercepat pemerataan layanan digital sekaligus mendorong peningkatan utilisasi aset.
Menurutnya, optimalisasi tersebut dapat berdampak pada kenaikan laba dan dividen yang diterima negara sebagai pemegang saham mayoritas.
Ia menambahkan keberadaan TIF sebagai penyedia jaringan netral berpotensi memperkuat persaingan industri, termasuk bagi penyedia layanan internet berskala kecil dan menengah.
TIF berpeluang besar untuk menciptakan persaingan yang lebih sehat dan inklusif di tingkat layanan. Ini adalah katalisator bagi pertumbuhan ekosistem digital Indonesia,” kata Achmad.

7 hours ago
3










































