Para Analis dan Mantan Pejabat Israel Komentari Serangan Terhadap Qatar, Begini Kata Mereka

2 hours ago 3

Bangunan rusak akibat serangan Israel di Doha, Qatar, 9 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Para analis dan mantan pejabat Israel mengkritik serangan yang menargetkan ibu kota Qatar, Doha.

Mereka menganggapnya sebagai kegagalan baru dan bukti nyata dari niat Benjamin Netanyahu untuk menggagalkan setiap upaya pertukaran tahanan dan mengakhiri perang.

Dilansir Aljazeera, Ahad (14/9/2025), penasihat media dan strategis Haim Rubinstein menggambarkan operasi tersebut sebagai upaya baru Israel untuk membunuh negosiasi, terutama karena itu terjadi dua hari setelah proposal yang dibuat oleh Presiden Donald Trump.

Menurut Rubinstein, serangan tersebut mengkonfirmasi kebohongan Netanyahu—yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional— dan semakin membuktikan dirinya memiliki tujuan yang lebih penting daripada memulihkan tahanan.

Senada dengan itu, Amos Gilad, yang sebelumnya bekerja di Departemen Penelitian Intelijen Militer, mengatakan serangan mencerminkan tidak adanya pemikiran yang sadar dan bahkan tidak adanya akal sehat di Israel, karena hal ini bertentangan dengan gagasan untuk memulihkan para tahanan.

Lebih penting lagi, menurut Gilad, Israel memiliki hubungan yang baik dengan Qatar sebagai mediator dan sekutu penting Amerika Serikat, yang sekarang akan mulai mengembangkan hubungan ini lebih jauh.

Koresponden Channel 13 di AS, Neria Krauss, mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan kepada Politico bahwa Netanyahu setiap kali ada kemajuan dalam negosiasi, dia mengebom seseorang, yaitu dia sengaja menyabotase setiap negosiasi untuk mendapatkan kembali para tawanan.

Menurut Krauss, serangan ini membuat Trump dan beberapa pejabatnya mendidih dengan kemarahan dan apa yang menambah kemarahan itu adalah bahwa dia gagal mencapai tujuannya.

sumber : Antara

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |