Olo Warna Baru yang Ditemukan Ilmuwan

10 hours ago 4

KELOMPOK ilmuwan dari University of California mengumumkan penemuan warna baru yang dinamai olo. Warna ini digambarkan sebagai teal yang padat. Namun, manusia tidak dapat melihatnya jika tanpa bantuan teknologi laser. Penelitian ini dipublikasikan pada 18 April 2025 dalam jurnal Science Advances oleh para profesor dari University of California dan University of Washington School of Medicine. Para ilmuwan menjelaskan bahwa warna olo ditemukan menggunakan teknik inovatif Oz yang terinspirasi dari kisah klasik The Wonderful Wizard of Oz.

Dalam novel yang ditulis L. Frank Baum pada 1900 itu, Kota Emerald digambarkan begitu cerah hingga pengunjung harus menggunakan kacamata khusus, ilusi yang diciptakan sang penyihir. Demikian pula, alat Oz menipu mata manusia untuk melihat warna yang sebelumnya tidak dapat dipandang oleh penglihatan biasa.

Apa Itu Warna Olo?

Warna olo selalu ada di alam, tetapi berada di luar spektrum yang bisa dilihat manusia. Francis Windram peneliti dari Imperial College London menjelaskan kepada Al Jazeera, "Dari perspektif fisik atau ilmiah, olo bukan warna baru. Namun, dari perspektif sosiolinguistik, jika orang mulai memberi nama baru untuk warna yang sebelumnya tidak bisa dibedakan berkat teknologi ini, maka mungkin iya," katanya, Nama olo terinspirasi dari representasi biner 010 yang melambangkan hanya kerucut M aktif, sedangkan L dan S tidak.

Penemuan olo berawal minat Ren Ng, profesor teknik elektro dan ilmu komputer di University of California, Berkeley. Ia bertanya-tanya apa yang terjadi jika hanya sel kerucut M dalam retina manusia yang distimulasi tanpa mengaktifkan S (biru) dan L (merah) cone seperti biasanya. "Tidak ada panjang gelombang alami di dunia yang dapat merangsang hanya kerucut M," kata Ng. "Saya mulai bertanya-tanya, bagaimana rasanya jika semua sel kerucut M dirangsang sendiri? Apakah itu akan menjadi hijau paling hijau yang pernah dilihat?"

Untuk menjawab pertanyaan ini, Ng berkolaborasi dengan Austin Roorda, profesor optometri dan ilmu penglihatan yang turut mengembangkan alat Oz. Dengan menggunakan mikrodosis laser yang sangat kecil, alat ini menargetkan reseptor individu di retina. Percobaan dimulai sejak 2018 oleh James Fong mahasiswa doktoral di bidang teknik elektro dan ilmu komputer, kemudian dilanjutkan oleh Hannah Doyle mahasiswa doktoral lain yang mengatur eksperimen. "Warna alami paling padat sekalipun terlihat pucat," katanya menggambarkan warna olo yang seperti teal.

Pilihan Editor: Mengenal Suku Piraha yang Hidup Tanpa Konsep Angka dan Warna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |