REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan perkembangan penanganan fasilitas pendidikan yang terdampak bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Hal itu ia sampaikan usai menjadi pembicara di Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (7/12/2025).
Mu'ti menjelaskan, Kementerian Pendidikan telah menggelar rapat koordinasi dengan dinas pendidikan dari tiga provinsi tersebut sejak Sabtu (6/12/2025) malam. Koordinasi terus dilakukan untuk memperbarui data sekolah rusak, baik kategori rusak berat, sedang, maupun ringan.
“Datanya belum bisa kami sampaikan karena masih dinamis,” ujarnya.
Dari hasil peninjauan lapangan, Mu'ti mengungkapkan sejumlah sekolah tidak mungkin dipertahankan karena berada di lokasi rawan. Pemerintah akan membangun sekolah baru di area yang dinilai aman.
Proses pemindahan dan pembangunan ulang dilakukan melalui koordinasi pemerintah daerah sesuai kewenangan jenjang sekolah. “Kalau SMA atau SLTA harus dengan pemerintah provinsi, kalau SD dan SMP dengan pemerintah kabupaten/kota,” katanya.
Sementara itu, beberapa sekolah yang tidak mengalami kerusakan total tetap dapat beroperasi dengan penyesuaian. Menteri Mu'ti mencontohkan salah satu SMA yang dikunjunginya, di mana 21 ruang belajar rusak dan 15 lainnya masih layak pakai.
“Kami sarankan sekolahnya nanti shift. Ada yang masuk pagi, ada yang masuk siang,” ujarnya.
Ruang yang masih dapat digunakan juga tetap harus dibersihkan sebelum kembali difungsikan sepenuhnya.
Untuk sekolah yang kerusakannya lebih parah, sebagian pemerintah daerah menerapkan sistem pembelajaran daring. Mendikdasmen menegaskan pemerintah pusat tidak akan membuat aturan tunggal karena kondisi di lapangan sangat beragam.
“Kami serahkan hal ini pada pemerintah daerah, khususnya dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota,” kata Mendikdasmen.
Mengenai korban jiwa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah telah menyalurkan bantuan bagi tenaga pendidik dan pelajar. Guru yang meninggal dunia mendapatkan bantuan sebesar Rp5 juta, sedangkan guru yang dirawat menerima Rp2 juta.
“Jumlahnya terus dinamis,” kata Menteri Mu'ti.
Ia menambahkan bahwa prioritas bantuan juga diberikan kepada keluarga murid yang meninggal dunia. Ia menyampaikan, baru menyerahkan bantuan untuk keluarga dari 20 murid yang meninggal dunia di Sumbar. Selain itu, puluhan pelajar yang sedang dirawat turut mendapat santunan.
Ia menjanjikan bantuan serupa akan disalurkan ke Sumatera Utara dan Aceh dalam waktu dekat. Hingga kini, Kemendikdasmen masih menunggu pemutakhiran data resmi untuk memastikan skema penyaluran bantuan berjalan tepat sasaran.

11 hours ago
3












































