REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) menegaskan pentingnya menulis sebagai bagian dari perjuangan intelektual dan politik kebangsaan.
Ini disampaikan Ketua DPD Sultan B Najamuddin saat menghadiri talkshow dan peluncuran buku Wakil Ketua DPD, GKR Hemas berjudul “Refleksi Dua Dekade DPD RI: Otonomi Daerah untuk Indonesia Emas 2045” di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis, 30 Oktober 2025.
Menurut dia, buku tersebut bukan sekadar kumpulan tulisan, melainkan rekaman perjalanan gagasan, ketekunan, dan dedikasi seorang tokoh bangsa yang selama dua dekade konsisten memperjuangkan marwah daerah dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
GKR Hemas menjadi bukti nyata, perjuangan politik tidak berhenti pada ruang rapat dan forum resmi, tetapi terus hidup dalam tulisan, ide, dan refleksi yang berpihak pada keadilan daerah.
“Hari ini, kita tak hanya merayakan terbitnya sebuah buku. Kita sedang merayakan perjalanan panjang gagasan, ketekunan, dan dedikasi seorang tokoh bangsa, Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas, yang dengan jernih menulis kembali denyut perjuangan otonomi daerah dan semangat kebangsaan dalam bingkai DPD,” ujarnya.
Buku tersebut, jelas dia, menjadi cermin keteguhan hati dan kejernihan berpikir dari seorang pemimpin yang tidak hanya bekerja dalam ruang politik, juga berkontemplasi dalam ruang batin intelektual dan turun langsung ke masyarakat.
Wakil Ketua DPD Bidang Otonomi Daerah, Politik, dan Hukum, GKR Hemas telah menunjukkan bahwa perjuangan sejati tidak berhenti pada kebijakan, tetapi terus berlanjut melalui ide, refleksi, dan karya tulis yang menginspirasi.
"Saya pribadi percaya, menulis adalah bentuk tertinggi pengabdian intelektual. Hari ini, Ibu GKR Hemas menegaskan kembali pesan itu, bahwa usia hanyalah angka, dan semangat untuk menulis adalah energi yang melampaui waktu,” ujarnya.
Sultan menambahkan, buku tersebut menjadi cermin keteguhan hati dan kejernihan berpikir dari seorang pemimpin yang tidak hanya bekerja dalam ruang politik, tetapi juga berkontemplasi dalam ruang batin intelektual dan turun langsung ke masyarakat.
"Buku ini hadir di momen penting ketika bangsa Indonesia tengah melangkah menuju Indonesia Emas 2045. Perjuangan memperkuat kewenangan DPD, menurutnya, bukan lagi semata urusan kelembagaan, melainkan perjuangan untuk meneguhkan kedaulatan daerah, memperjuangkan pemerataan, dan menumbuhkan keadilan sosial dari akar rumput, " tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung keselarasan semangat perjuangan GKR Hemas dan konsep Green Democracy, yakni demokrasi yang menempatkan kehidupan, keseimbangan alam, dan keberlanjutan generasi sebagai bagian dari keadilan politik.
“Perjuangan Ibu GKR Hemas dan semangat Green Democracy bertemu dalam satu titik: sama-sama menempatkan keadilan ekologis sebagai bagian dari keadilan politik. Memperjuangkan kewenangan DPD bukan hanya memperkuat lembaga, melainkan memperkuat nilai, bahwa setiap daerah punya martabat, setiap suara daerah punya makna, dan setiap perjuangan daerah adalah bagian dari nadi bangsa,” jelasnya.
Menutup sambutannya, ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada GKR Hemas atas konsistensi dan dedikasi beliau yang terus menulis dan menanam “benih pengetahuan” bagi generasi penerus.
Dalam kesibukan yang tidak ringan, GKR Hemas masih memilih untuk menulis sebuah tindakan sederhana yang bermakna besar bagi peradaban.
‘’Atas nama DPD, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga buku ini menjadi cahaya bagi senator muda, akademisi, dan generasi bangsa untuk melanjutkan perjuangan ini dengan pena yang jujur, pikiran yang jernih, dan hati yang mencintai Indonesia,” pungkasnya.
Peluncuran buku “Refleksi Dua Dekade DPD RI: Otonomi Daerah untuk Indonesia Emas 2045” di Yogyakarta turut dihadiri pimpinan dan anggota DPD, para akademisi, tokoh masyarakat, serta perwakilan pemerintah.

3 hours ago
4













































