REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I melalui skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target penghimpunan dana sampai Rp4 triliun. Pada tahap I tahun 2025, perseroan menawarkan obligasi maksimal Rp500 miliar untuk pembayaran utang dan kebutuhan modal kerja.
“PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mengumumkan pelaksanaan aksi korporasi strategis melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I Energi Mega Persada Tahap I Tahun 2025 dengan tujuan untuk pembayaran utang ke bank dan lembaga keuangan non bank serta kebutuhan modal kerja,” kata Investor Relations Herwin W Hidayat dalam keterangan yang diterima, Selasa (2/12/2025).
Perseroan menyatakan PUB ini disiapkan sebagai pendanaan bertahap di pasar modal untuk menata ulang struktur pembiayaan. Total dana yang bisa dihimpun melalui PUB tersebut ditargetkan mencapai Rp4 triliun.
“Melalui skema PUB I ini, ENRG dapat mengumpulkan total dana sebesar Rp4 triliun,” ungkap Herwin.
Pada tahap I, obligasi dibagi dalam tiga seri dengan tenor berbeda, yakni Seri A 370 hari kalender, Seri B tiga tahun, dan Seri C lima tahun. Seluruh seri akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
“Perusahaan akan menawarkan obligasi dalam tiga seri (Seri A, B, dan C) dengan jangka waktu bervariasi. Untuk Seri A dengan jangka waktu 370 hari kalender, Seri B dengan jangka waktu 3 tahun, dan Seri C dengan jangka waktu 5 tahun,” tulis Herwin.
Dari sisi peringkat, Obligasi Berkelanjutan I ENRG memperoleh rating A+ dari Pefindo, sehingga masuk kategori layak investasi. Perseroan menilai peringkat ini memperkuat posisi obligasi di mata investor.
“Obligasi Berkelanjutan I ENRG telah memperoleh hasil pemeringkatan A+ (Single A plus) dari Pefindo, yang menempatkannya dalam kategori layak investasi,” tulis Herwin.
ENRG memaparkan portofolio hulunya yang mencakup 13 aset minyak dan gas di Indonesia dan Mozambik. Perseroan mencatat keberhasilan revitalisasi lapangan tua yang mendongkrak produksi.
“Sukses merevitalisasi lapangan lama, terbukti dari peningkatan produksi minyak Malacca Strait PSC dari 1.100 BOPD pada tahun 2017 menjadi sekitar 5.000 BOPD secara berkelanjutan, serta produksi gas Sengkang menjadi sekitar 40 MMSCFD secara berkelanjutan,” tulis Herwin.
Perseroan juga optimistis prospek migas masih kuat dalam jangka panjang, seiring proyeksi kenaikan permintaan energi global hingga 2050. Proyeksi ini menjadi dasar keyakinan ENRG untuk melanjutkan ekspansi produksi.
“Perseroan optimistis prospek bisnis minyak dan gas bumi akan tetap menjadi pilar utama sistem energi nasional dalam beberapa tahun ke depan, terutama karena faktor permintaan minyak yang diperkirakan naik 139 persen dan gas naik hingga 298 persen sampai dengan tahun 2050,” tutur Herwin.

1 hour ago
1














































