Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di New Priok Container Terminal One, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (6/8/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12 persen (yoy) pada triwulan II 2025 atau mengungguli capaian pada triwulan sebelumnya yakni 4,87 persen. Pertumbuhan tersebut salah satunya didorong oleh pertumbuhan ekspor yang siginfikan sebesar 10,67 persen (yoy).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Bright Institute Awalil Rizky memprediksi rilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bakal kembali menimbulkan kontroversi. Prediksi itu lantaran ada pertemuan pimpinan BPS dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa baru-baru ini, menjelang pengumuman pertumbuhan ekonomi yang akan rilis pada 5 November mendatang.
"Purbaya telah memberi bocoran setelah bertemu dengan pimpinan BPS pada 28 Oktober, dengan mengatakan akan tumbuh di atas 5 persen. Kemungkinan rilis BPS kembali menimbulkan kontroversi seperti yang terjadi pada triwulan lalu," kata Awalil dalam keterangannya, Ahad (2/11/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Tak hanya Purbaya, Awalil menyebut, bahkan Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu pada 9 Oktober 2025 lalu sudah mengemukakan angka pertumbuhan ekonomi akan bergerak di kisaran 5-5,1 persen.
"Dalam beberapa kesempatan, Purbaya mengatakan anak buahnya memang telah memperhitungkan hal ini. Alasan utamanya, perekonomian diklaim membaik ditambah berbagai kebijakan insentif Pemerintah telah memperlihatkan hasil," jelasnya.
Sementara itu, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg menyebut pertumbuhan hanya akan 4,8 persen secara year on year (yoy). Media massa pun memberitakan bahwa sebagian besar ekonom menyebut tidak akan mencapai 5 persen.

7 hours ago
3













































