Badai Melissa Ancam Jamaika dan Kuba, Jadi Badai Terkuat dalam Dua Abad Terakhir

3 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON -- Badai Melissa diperkirakan akan menghantam Jamaika pada Selasa (28/10/2025) sebagai badai Kategori 5 yang sangat dahsyat, menjadikannya yang terkuat yang pernah melanda pulau tersebut sejak pencatatan dimulai 174 tahun lalu.

Badai ini diperkirakan mendarat pada Selasa pagi dan melintasi pulau secara diagonal, masuk melalui Paroki St Elizabeth di selatan dan keluar di sekitar Paroki St Ann di utara, menurut laporan prakirawan cuaca.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Beberapa jam sebelum badai tiba, pemerintah menyatakan telah melakukan semua persiapan yang dapat dilakukan dan memperingatkan akan adanya kerusakan sangat parah. “Tidak ada infrastruktur di wilayah ini yang mampu menahan badai Kategori 5,” kata Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness dikutip laman The Associated Press. “Pertanyaannya sekarang adalah seberapa cepat pemulihan bisa dilakukan. Itulah tantangannya.”

Tanah longsor, pohon tumbang, dan pemadaman listrik telah dilaporkan menjelang badai, dengan pejabat Jamaika memperingatkan proses pembersihan dan penilaian kerusakan kemungkinan berlangsung lambat.

Gelombang badai setinggi hingga empat meter yang mengancam jiwa diperkirakan akan melanda wilayah selatan Jamaika. Pejabat khawatir akan dampaknya terhadap beberapa rumah sakit di sepanjang garis pantai. Menteri Kesehatan Christopher Tufton mengatakan beberapa pasien telah dipindahkan dari lantai dasar ke lantai dua. “Dan kami berharap itu cukup untuk menghadapi gelombang yang akan terjadi,” katanya.

Badai ini telah menyebabkan tujuh kematian di wilayah Karibia, termasuk tiga di Jamaika, tiga di Haiti, dan satu di Republik Dominika, sementara satu orang lainnya masih hilang.

Jamaika Bersiap Menghadapi Kerusakan Besar

Melissa berada sekitar 240 kilometer di barat daya Kingston dan sekitar 530 kilometer di barat daya Guantánamo, Kuba. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum hingga 280 km per jam dan bergerak ke arah utara–timur laut dengan kecepatan sekitar 4 km per jam, menurut Pusat Badai Nasional AS di Miami.

“Kita akan melewati ini bersama-sama,” kata Evan Thompson, direktur utama Layanan Meteorologi Jamaika.

Colin Bogle, penasihat Mercy Corps yang berbasis di dekat Kingston, mengatakan sebagian besar keluarga memilih berlindung di rumah meskipun pemerintah telah memerintahkan evakuasi di daerah rawan banjir.

“Banyak yang belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, dan ketidakpastian sangat menakutkan,” ujarnya. “Ada ketakutan besar akan kehilangan rumah, mata pencaharian, cedera, dan pengungsian.”

Menteri Air dan Lingkungan Jamaika, Matthew Samuda, mengatakan pihaknya telah menyiapkan lebih dari 50 generator untuk digunakan setelah badai berlalu. Ia juga memperingatkan masyarakat agar menyimpan air bersih dan menggunakannya dengan hemat. “Setiap tetes akan berarti,” katanya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |